Mencoba
sesuatu yang baru atau atau diluar keahlian kita ternyata selain menantang juga
sangat menyenangkan. Menyenangkanya itu karena selain bisa datang ke tempat
yang belum pernah kita datangi, kita bisa belajar hal-hal baru yang memang
benar-benar diluar keahlian kita. Selain itu, kita bisa mengenal orang baru
dengan keahlian yang berbeda dengan kita. Kita juga bisa bertemu kembali dengan
orang-orang yang pernah kita temui disuatu tempat atau suatu kegiatan. Benar-benar
menyenangkan bukan?
Beberapa waktu yang lalu (30-31 Mei 2018), aku
dan dua orang teman (Dede dan Elga) menjadi
Co-fasilitator pada kegiatan
pelatihan konselor remaja di bidang KESPRO dan hal-hal yang berkaitan dengan
kespro (hhhhh….belajar hal baru lah kami) bagi para kader posyandu, Pendidik
sebaya, dan guru BK di Hotel Jati Asih. Peserta kegiatan ini berasal dari desa-desa di kecamatan Amanuban Barat. Kegiatan
ini bertujuan untuk melatih para pendidik Sebaya menjadi Konselor (teman
curhat) bagi teman-teman mereka yang tertimpa masalah, khususnya yang berkaitan
dengan kespro atau masalah-masalah lain yang sering dihadapi oleh remaja. Sebenarnya,
kami tidak sepenuhnya melatih mereka. Mereka dilatih oleh k Gery Pratama,
seorang konselor di bidang kespro dan hal-hal terkait. Kami hanya membantu k
Gery (Nah….ketemu lagi dengan k Gery Pratama kan? Hehehe…..). kami membantu k
Gery untuk memandu games dan meyampaikan materi Me vs the World (Elga dan Dede). It’s something out of our skill.
Sebelumnya, pada tanggal 23-26 Mei aku dan Elga
juga memberikan pelatihan KESPRO (Kesehatan Reproduksi) bagi para kader
posyandu dan remaja di desa Fatutnana dan Naip (Tempat baru yang aku datangi. Orang-orang
baru yang aku temui. Hehehe….). Pelatihannya berlangsung selama 2 hari di setiap
desa. Hari pertama bersama para kader dan hari ke dua bersama para remaja. Tujuan
pelatihan ini adalah untuk melatih dan memilih para remaja menjadi pendidik
sebaya di bidang KESPRO setelah mereka paham tentang KESPRO, IMS, dan hal lain
yang berkaitan dengan KESPRO. Para remaja yang terpilih menjadi pendidik sebaya
inilah yang kemudian mengikuti pelatihan lanjutan di hotel Jati Asih.
Meski bukan
menjadi pembicara utama, aku dan Elga berkesempatan memimpin games dan
menyampaikan materi Gender, serta refleksi mengenai pubertas bersama para
remaja. Bisa dibayangkan kan bagaimana ekspresi dan perasaanku ketika diminta
menyampaikan sesuatu yang benar-benar diluar keahlian kami. “Oh….my God!!!!, How can we do that? we are graduated as English teachers!11, what’s
the hell we face?”. Inilah yang muncul dipikiranku saat itu. It’s oke to lead the games and draw the
conclusion/reflection from the games, but being the speaker….oh I prefer to do
the thesis examination again. However,
Lucky for us….pernah mengikuti kegiatan Pendidik sebaya yang diselenggarakan
dr. Sandra Frans yang juga merupakan salah satu pendiri Forum SoE Peduli (FSP),
memunculkan keberanianku. Finally….Elga
and me did it well.
Oh….iya….bagaimana ceritanya aku dan dua teman
menjadi Co-fasilitator pelatihan pendidik dan Konselor sebaya terkait Kespro? Seperti
yang aku bilang tadi, aku dan teman-teman merupakan peserta kegiatan Pendidik
Sebaya yang diadakan oleh dr. Sandra Frans. Di kegiatan Pendidik Sebaya ini
kami belajar mengenai Kesehatan Reproduksi (KESPRO), serta hal-hal terkait
KESPRO. Kami juga mengikuti kegiatan Active
Citizens Leadership Training yang diselenggarakan oleh perkumpulan PIKUL dan British Council Indonesia. Disinilah
kami bertemu dan berkenalan dengan K Rambu yang bekerja di CWS (Church World Service), sebuah LSM yang berkantor pusat di US. Di
SoE, CWS berkantor di kampung Sabu. K Rambu kemudian mengajak kami bergabung dalam
proyeknya, pelatihan pendidik dan Konselor Sebaya terkait KESPRO.
Menjadi bagian dari proyek CWS ini, benar-benar
sesuatu yang aku syukuri. Rasa percaya diriku benar-benar dilatih kembali. Berdiri
di depan banyak orang dan berbicara sesuatu yang juga baru buatku, rasanya seperti
saat pertama kali mengikuti mata kuliah pertama sebagai mahasiswa dan ditunjuk
dosen untuk berbicara atau menjawab pertanyaan dan jawabanku salah atau diluar
dari yang diharapkan hehehe….kemampuan berkomunikasiku juga dilatih. Tidak mudah
berbicara tentang kespro, pubertas, HIV/AIDS, IMS, dan Gender dengan para orang
tua/kader dan remaja di desa. Sebagian dari
mereka masih menganggap itu sesuatu yang tabuh (sebenarnya di kota juga masih
ada orang yang menganggap hal-hal ini tabuh). Hal ini membuat mereka malu untuk
berbicara atau menjawab ketika mereka disuruh berbicara atau ditanyai. At the moment, we (my friends and I had to
be creative). We did not want to make
the CWS to be disappointed. Once again,
lucky for us ….keramahan dari pihak CWS, kerjasama dan tak menyerah, serta
motivasi dari k Gery yang ahli dibidang ini aku dan teman-teman bisa
melakukannya dengan baik.
When you are asked to do something not related
to your skill, you may think it is difficult. You may speechless. Do not give
up. You need to learn something new. Just believe you can do it ….and do it!!! Finally,
you will discover that you can do it well and it is a challenging thing that
gratifies you.
No comments:
Post a Comment