Sunday, June 3, 2018

Kespro- Pelatihan Konseling



 Mencoba sesuatu yang baru atau atau diluar keahlian kita ternyata selain menantang juga sangat menyenangkan. Menyenangkanya itu karena selain bisa datang ke tempat yang belum pernah kita datangi, kita bisa belajar hal-hal baru yang memang benar-benar diluar keahlian kita. Selain itu, kita bisa mengenal orang baru dengan keahlian yang berbeda dengan kita. Kita juga bisa bertemu kembali dengan orang-orang yang pernah kita temui disuatu tempat atau suatu kegiatan. Benar-benar menyenangkan bukan?
Beberapa waktu yang lalu (30-31 Mei 2018), aku dan dua orang teman (Dede dan Elga)  menjadi Co-fasilitator pada kegiatan pelatihan konselor remaja di bidang KESPRO dan hal-hal yang berkaitan dengan kespro (hhhhh….belajar hal baru lah kami) bagi para kader posyandu, Pendidik sebaya, dan guru BK di Hotel Jati Asih. Peserta kegiatan ini berasal dari  desa-desa di kecamatan Amanuban Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih para pendidik Sebaya menjadi Konselor (teman curhat) bagi teman-teman mereka yang tertimpa masalah, khususnya yang berkaitan dengan kespro atau masalah-masalah lain yang sering dihadapi oleh remaja. Sebenarnya, kami tidak sepenuhnya melatih mereka. Mereka dilatih oleh k Gery Pratama, seorang konselor di bidang kespro dan hal-hal terkait. Kami hanya membantu k Gery (Nah….ketemu lagi dengan k Gery Pratama kan? Hehehe…..). kami membantu k Gery untuk memandu games dan meyampaikan materi Me vs the World (Elga dan Dede). It’s something out of our skill.

 
Sebelumnya, pada tanggal 23-26 Mei aku dan Elga juga memberikan pelatihan KESPRO (Kesehatan Reproduksi) bagi para kader posyandu dan remaja di desa Fatutnana dan Naip (Tempat baru yang aku datangi. Orang-orang baru yang aku temui. Hehehe….). Pelatihannya berlangsung selama 2 hari di setiap desa. Hari pertama bersama para kader dan hari ke dua bersama para remaja. Tujuan pelatihan ini adalah untuk melatih dan memilih para remaja menjadi pendidik sebaya di bidang KESPRO setelah mereka paham tentang KESPRO, IMS, dan hal lain yang berkaitan dengan KESPRO. Para remaja yang terpilih menjadi pendidik sebaya inilah yang kemudian mengikuti pelatihan lanjutan di hotel Jati Asih.
 Meski bukan menjadi pembicara utama, aku dan Elga berkesempatan memimpin games dan menyampaikan materi Gender, serta refleksi mengenai pubertas bersama para remaja. Bisa dibayangkan kan bagaimana ekspresi dan perasaanku ketika diminta menyampaikan sesuatu yang benar-benar diluar keahlian kami. “Oh….my God!!!!, How can we do that? we are graduated as English teachers!11, what’s the hell we face?”. Inilah yang muncul dipikiranku saat itu. It’s oke to lead the games and draw the conclusion/reflection from the games, but being the speaker….oh I prefer to do the thesis examination again. However, Lucky for us….pernah mengikuti kegiatan Pendidik sebaya yang diselenggarakan dr. Sandra Frans yang juga merupakan salah satu pendiri Forum SoE Peduli (FSP), memunculkan keberanianku. Finally….Elga and me did it well.
Oh….iya….bagaimana ceritanya aku dan dua teman menjadi Co-fasilitator pelatihan pendidik dan Konselor sebaya terkait Kespro? Seperti yang aku bilang tadi, aku dan teman-teman merupakan peserta kegiatan Pendidik Sebaya yang diadakan oleh dr. Sandra Frans. Di kegiatan Pendidik Sebaya ini kami belajar mengenai Kesehatan Reproduksi (KESPRO), serta hal-hal terkait KESPRO. Kami juga mengikuti kegiatan Active Citizens Leadership Training yang diselenggarakan oleh perkumpulan PIKUL dan British Council Indonesia. Disinilah kami bertemu dan berkenalan dengan K Rambu yang  bekerja di CWS (Church World Service), sebuah LSM yang berkantor pusat di US. Di SoE, CWS berkantor di kampung Sabu. K Rambu kemudian mengajak kami bergabung dalam proyeknya, pelatihan pendidik dan Konselor Sebaya terkait KESPRO.
Menjadi bagian dari proyek CWS ini, benar-benar sesuatu yang aku syukuri. Rasa percaya diriku benar-benar dilatih kembali. Berdiri di depan banyak orang dan berbicara sesuatu yang juga baru buatku, rasanya seperti saat pertama kali mengikuti mata kuliah pertama sebagai mahasiswa dan ditunjuk dosen untuk berbicara atau menjawab pertanyaan dan jawabanku salah atau diluar dari yang diharapkan hehehe….kemampuan berkomunikasiku juga dilatih. Tidak mudah berbicara tentang kespro, pubertas, HIV/AIDS, IMS, dan Gender dengan para orang tua/kader dan remaja di desa.  Sebagian dari mereka masih menganggap itu sesuatu yang tabuh (sebenarnya di kota juga masih ada orang yang menganggap hal-hal ini tabuh). Hal ini membuat mereka malu untuk berbicara atau menjawab ketika mereka disuruh berbicara atau ditanyai. At the moment, we (my friends and I had to be creative). We did not want to make the CWS to be disappointed. Once again, lucky for us ….keramahan dari pihak CWS, kerjasama dan tak menyerah, serta motivasi dari k Gery yang ahli dibidang ini aku dan teman-teman bisa melakukannya dengan baik.
When you are asked to do something not related to your skill, you may think it is difficult. You may speechless. Do not give up. You need to learn something new. Just believe you can do it ….and do it!!! Finally, you will discover that you can do it well and it is a challenging thing that gratifies you.

No comments:

Post a Comment

Only God and us know

 Only God and us know Seberapa jauh "kita bersama jatuh dalam dosa" Lalu, apakah menutupi dosa dengan menyalahkan salah 1 diantara...