 |
Then....I am falling in love |
Cinta itu...sesuatu yang rumit , sesuatu yang bisa membuat seseorang
terlihat bodoh sekalipun dia pandai. Cinta itu….dimana semua perasaan bercampur
jadi satu.
Para
sahabatku bilang aku orang yang tak peka. Tak peka ketika ada seseorang yang
kata sahabat-sahabatku menyukaiku. Kata mereka….aku orang yang tak paham apa
itu cinta. Mereka bilang itulah mengapa
hingga saat ini aku belum punya pacar. Oh iya…..mereka memang benar
sampai saat ini aku tak punya pacar. Bukan karena tak ada yang menyukaiku.
Meskipun, bukan gadis yang cantik dan pintar,
tentu saja ada orang yang menyukaiku. Hanya saja, aku tak suka menanggapi perasaan mereka.
Bukan karena aku egois dan tak berperasaan. Seegois apapun aku, aku masih punya
perasaan. Karena itu, aku selalu menolak mereka. Aku hanya tak ingin menyakiti
mereka dengan menerima perasaan mereka padahal aku tak menyukai mereka.
Bukankah mereka akan lebih terluka lagi kalau suatu hari nanti mereka tahu jika
aku menerima perasaan mereka hanya karena belas kasihan bukan karena aku punya
perasaan yang sama seperti mereka ? Hmmmm….let's
say my pals are right for this matter, but not for this one.
Aku sangat paham apa itu cinta. That's why
I've no boyfriend. Cinta bukan sesuatu yang bisa diobral kesana-kemari. Actually, it can be for those who don't understand
what a true love is. Menurutku, orang-orang seperti ini tidak akan betah
berlama-lama dalam situasi "Jomblo". Mereka
terkadang tidak akan merasa cukup hanya dengan memiliki satu kekasih. Terkadang
mereka akan merasa bangga memiliki lebih dari satu kekasih disaat yang
bersamaan. Darimana atau bagaimana aku
paham tentang cinta sementara aku saja tak punya pacar? Of course…. Film, drama,
komik, novel, dan juga curhatan
para sahabatku.
Then…. apa bagusnya diriku memahami apa itu
cinta sementara akibatnya aku tak punya pacar? Bagusnya, aku tak perlu merasa
galau karena kekasih yang tak ada kabar sehari, sejam, semenit, bahkan
sedetik. Yah…. Bisa dikatakan
pemahamanku akan cinta ini membantu
membawa fokusku hanya ke studiku saja. Aku juga tak perlu repot-repot
memikirkan bagaimana caranya agar pacar
tak marah lagi sehabis bertengakar. Aku tak perlu menghadapi
percekcokan-percekcokan yang tak bisa
dihindari dalam hubungan sepasang kekasih.
Apa aku
merasa baik-baik saja dengan keadaanku yang seperti ini? No…terkadang aku mersa iri terhadap mereka.
Aku ingin bisa seperti sahabat-sahabatku. Punya kekasih dan melakukan hal-hal
yang selalu dianggap romanits dalam hubungan sepasang kekasih. Sebenarnya, itu
bukan sesuatu yang sulit bagiku mengingat
ada juga orang-orang yang menyukaiku diantara sekian banyak orang yang
aku kenal. Aku hanya perlu bilang
"Iya" dan tada!!!!!! Aku punya kekasih!!!!! Sayangnya, aku selalu tak bisa seperti
mereka. Perasaan iriku tak pernah bisa mengalahkanku. Aku tak bisa bilang
"Iya" pada seseorang yang mengatakan "I
love you" atau mengiyakan ketika seseorang memintaku menjadi
kekasihnya hanya karena aku ingin bisa seperti para sahabatku. Punya
pacar. Bukan karena aku tak menyukai
mereka yang menyukaiku atau membenci mereka yang memintaku menjadi kekasih
mereka. Aku tak membenci mereka. Aku menyukai mereka. Hanya saja rasa sukaku
tak sebesar rasa suka mereka untukku, lagi rasa sukaku hanya sebatas rasa suka
sebagai teman atau kenalan.
Apa aku
pernah menyukai seseorang? Ya….aku
pernah menyukai seseorang , bahkan
hingga detik ini. Dia seseorang yang tak
seharusnya aku sukai. Dia seseorang dengan
status sosial dan lingkungan pergaulan yang sangat- sangat berbeda
denganku. Aku sendiri tak tahu sejak kapan aku menyukainya. Mungkin sejak
beberapa bulan terakhir? Mungkin dimulai sejak sahabat-sahabatku bilang
"Dia" sepertinya menyukaiku? Mungkin aku suka dia ketika dia selalu
mengerjaiku di depan sahabat-sahabatku? Ah…entalah setelah kupikir-pikir
sepertinya aku mulai menyukai dia saat pertama kali bertemu dan berkenalan. Katakan saja aku jatuh cinta pada pandangan
pertama. Yes, I am a crazy girl.
Apa rasa
suka itu hanya sebatas rasa suka sebagai kenalan? Rasa sukaku bukan hanya
sebatas rasa suka sebagai kenalan. Rasa
suka itu perlahan-lahan berubah menjadi rasa sayang.
Aku tahu
dia masih memiliki rasa sayang pada
gadis yang dipacarinya saat masih kuliah. Meski dia bilang sudah tidak ada apa-apa lagi dengan gadis
itu. Aku tahu sebenarnya gadis itu masih terus tinggal di dalam hatinya.
Bagaimana aku tahu? Feeling atau perasaan. Sepertinya yang orang-orang bilang
itu benar. Perempuan lebih sering menggunakan perasaan dalam hal apapun dan
kebanyakan perasaan itu selalu benar.
Anehnya, meski aku merasa dia berbohong
tentang perasaannya pada gadis itu, aku masih saja menyukainya. I've to be honest. Perasaan bahagia ini sulit
ku jelaskan baik itu dengan kata-kata maupun eksprisi-ekspresi yang lain ketika
dia bilang sudah tak punya apa-apa lagi dengan gadis itu. Ingin rasanya aku
loncat dan teriak sekuat yang aku bisa.
Pada
akhirnya aku memberanikan diri dan bilang padanya kalau aku menyukai dia, meski
hingga detik ini aku selalu merasa malu dengan tindakanku. Rasa malu
itu bahkan 100 kali ah tidak 1000 kali lebih besar dari rasa malu ketika
dia sering menjadikanku objek buliannya di depan para sahabatku. Aku berusaha
untuk melupakan dia dengan cara membenci dia. sayangnya, perasaanku tidak bisa diajak berkompromi. Semakin aku
berusaha untuk melupakan dia, justru perasaan suka itu tak mau pergi, perasaan
itu justru semakin bertumbuh dan berkembang menjadi rasa sayang. Rasa sayang
yang mungkin akan butuh waktu bertahun-tahun agar bisa berpindah ke orang lain
atau mungkin saja rasa sayang itu tak akan pernah berpindah ke orang lain.
Terkadang
aku bertanya pada diriku sendiri apa yang salah denganku? Kenapa aku jadi
seperti ini? Kenapa aku menyukai dia? Dia bukan pria yang tampan, cool, atau
apalah panggilan-panggilan untuk kategori pria yang tampan menurut
sahabat-sahabat tersayangku.
Yang
pasti satu hal yang aku tahu, sepertinya aku telah jatuh cinta. Sepertinya, aku
mencintai dia. Cinta itu menarikku kuat dan semakin kuat. Meskipun ada rasa
takut, takut aku tak bisa lari dari rasa suka dan sayangku padanya. I believe, I will be alright when the time pass
away.